1. Membuat Saluran Air Yang Baik
Dibutuhkan adanya sistem irigasi sampai pembuangan akhir yang jelas. Jangan sampai akhir saluran air yang ada berujung pada sebuah sungai mati atau tidak mengalir, sehingga airnya akan meluber. Saluran air yang baik bisa saja berupa kali besar yang bebas dari tumpukan sampah berfungsi menerima limpahan genangan air dari areal perumahan yang overload karena hujan, saluran air ini nantinya akan bermuara ke sungai besar di sekitar daerah tersebut. Saluran air yang baik juga bisa berupa Terowongan Saluran Air di Bawah Tanah, yang menjamin semua air hujan akan disalurkan menuju laut. Sistem yang seperti ini telah lama diterapkan oleh Negara berkembang seperti Jepang.
2. Buanglah Sampah Pada Tempatnya
Dibutuhkan kedisiplinan warga untuk membuang sampah di tempat sampah dan berakhir di tempat pembuangan akhir sampah. Pengelolahan sampah di tempat pembuangan akhir sampah juga sangat diperlukan, karena apabila sampah dibuang secara sembarangan dan terkena hujan deras, maka sampah tersebut akan mengikuti aliran air sampai sungai. Ini juga akan menjadi penyebab banjir.
Pengelolahan sampat yang tepat bisa membantu mencegah banjir. Tentu saja harus ada pemilahan dan pengelolahan yang tepat. Misalnya, dibedakan antara sampah organik dan sampak anorganik. Sampah organik seperti potongan sayuran, sisa makanan yang dapat dijadikan sebagai pupuk kompos. Sampah anorganik yang dapat didaur ulang seperti sampah plastik, kaleng, dan kertas.
3. Rajin Membersihkan Saluran Air
Perbaikan dan pembersihan saluran air tentu harus ada. Di wilayah tertentu bisa diadakan secara gotong royong. Penjagaan ini harus dilakukan secara terus menerus dengan waktu berkala. Bukan hanya sampah yang terbuang di saluran air, namun juga sampah dari saluran air seperti tumbuhan-tumbuhan air yang telah mati, jika berkumpul juga akan menghambat saluran air. Tanaman-tanaman di sekitar sungai pun perlu ditanam sebanyak mungkin yang fungsinya untuk memperkuat bantaran sungai sehingga mencegah terjadinya longsor di bantaran ke sungai.
4. Mendirikan Bangunan/Konstruksi Pencegah Banjir
Bendungan, yang memiliki bentuk seperti kolam air raksasa. Fungsinya untuk tempat menampung air dengan ukuran yang sangat besar. Selain itu, bendungan dapat difungsikan untuk pengairan, tempat pemancingan, atau tempat untuk pembangkit tenaga listrik
Tanggul, yang merupakan bangunan yang berbentuk tembok yang memagari pinggiran sungai. Bangunan ini dibuat untuk mencegah air meluap ke daerah-daerah yang berada di sekitar sungai.
Kanal air, yang merupakan sungai buatan untuk mengalirkan air sungai sehingga air sampai ke laut.
5. Menanam Pohon atau Tanaman di Area Sekitar Rumah
Masalah nyata di kota-kota besar adalah sedikitnya jumlah permukaan tanah yang memiliki penyerapan air yang baik, untuk itu diperlukan sesuatu yang dapat menyerap air dengan baik. Salah satunya adalah dengan menanam pohon berbatang besar atau tanaman yang memiliki daya serap air tinggi, seperti tanaman pacar air, pohon mangga, pohon duku, pohon kenanga, dll di areal sekitar rumah anda. Tanaman dapat menyerap air melalui akar, yang selanjutnya akan diangkut menuju batang dan daun oleh jaringan xilem. Apabila masing-masing rumah di kampung anda memiliki minimal satu pohon, maka dapat dipastikan kampung anda dapat terhindar dari banjir.
6. Melestarikan Hutan
Kegiatan pembalakan di mana perjalanan di daerah pinggir sungai digemari menyebabkan tanah terkikis dan runtuh ke sungai. Keadaan yang sama juga terjadi bila aktivitas pembalakan yang giat dilakukan di lereng-lereng bukit. Karena itu pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik untuk mengatasi masalah banjir, karena hutan dapat dijadikan kawasan tadahan yang mampu menyerap air hujan dari mengalir terus ke bumi. Dengan melakukan reboisasi. Hutan dapat berfungsi sebagai bunga karang (sponge) dengan menyerap air hujan dan mengalir dengan perlahan-lahan ke anak-anak sungai. Ia juga bertindak sebagai filter dalam menentukan kebersihan dan kejernihan air. Hutan mampu menyerap air hujan dengan kisaran 20% banyaknya. Kemudian air hujan ini dibebaskan kembali ke atmosfir dalam reaksi kondensasi. Hanya dengan ini saja pengurangan air hujan dapat dilakukan.
7. Membuat Lubang Biopori
Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resapan air, mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.
Cara membuatnya cukup mudah, kita cukup membuat lubang di tanah dengan menggunakan bor tanah. Diameternya cukup 10 cm dengan panjang kira-kira sebesar 100 cm. Semakin banyak lubang biopori di halaman rumah, kita semakin aman dari bahaya banjir.
8. Membuat Sumur Serapan
Sumur resapan adalah sarana untuk penampungan air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur serapan berfungsi untuk membantu penyerapan air hujan ke dalam tanah dan kembali ke siklus air yang semestinya sehingga tidak menggenang di permukaan dan menyebabkan banjir. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah.
9. Proyek Pendalaman Sungai
Kebanyakan kejadian banjir berlaku karena kecetekan sungai. Jika sebelumnya sungai mampu mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa, kini pengaliran telah berkurang. Ini disebabkan proses pemendapan dan pembuangan bahan-bahan buangan. Langkah untuk menangani masalah ini adalah dengan menjalankan proses pendalaman sungai dengan mengorek semua lumpur dan kotoran yang terdapat di sungai. Bila proses ini dilakukan, sungai bukan saja menjadi dalam tetapi mampu mengalirkan jumlah air hujan dengan banyak.
10. Penggunaan Paving Stone untuk Jalan
Pembangunan jalan setapak dengan sistem paving block dapat membuat jalan lebih mudah menyerap air dibandingkan dengan penggunaan aspal, sehingga apabila hujan turun air banjir dapat terserap ke dalam tanah dengan cepat.
Di Negara berkembang seperti Amerika serikat telah diluncurkan jalan yang menggunakan photocatalytic cement, sebuah cara paving permukaan terbaru. Jalan ini mengandung partikel nano dari titanium dioksida. Dengan partikel ini, jalan tersebut mampu "memakan" asap dan menghapus gasnitrogen oksida dari udara. Selain itu, lebih dari 60 persen sisa kontruksi bisa didaur ulang.
Semoga menjadi hikmah..
source :
http://berbagi-10.blogspot.com/2013/12/10-cara-mengatasi-dan-mencegah-banjir.html
Dibutuhkan adanya sistem irigasi sampai pembuangan akhir yang jelas. Jangan sampai akhir saluran air yang ada berujung pada sebuah sungai mati atau tidak mengalir, sehingga airnya akan meluber. Saluran air yang baik bisa saja berupa kali besar yang bebas dari tumpukan sampah berfungsi menerima limpahan genangan air dari areal perumahan yang overload karena hujan, saluran air ini nantinya akan bermuara ke sungai besar di sekitar daerah tersebut. Saluran air yang baik juga bisa berupa Terowongan Saluran Air di Bawah Tanah, yang menjamin semua air hujan akan disalurkan menuju laut. Sistem yang seperti ini telah lama diterapkan oleh Negara berkembang seperti Jepang.
2. Buanglah Sampah Pada Tempatnya
Dibutuhkan kedisiplinan warga untuk membuang sampah di tempat sampah dan berakhir di tempat pembuangan akhir sampah. Pengelolahan sampah di tempat pembuangan akhir sampah juga sangat diperlukan, karena apabila sampah dibuang secara sembarangan dan terkena hujan deras, maka sampah tersebut akan mengikuti aliran air sampai sungai. Ini juga akan menjadi penyebab banjir.
Pengelolahan sampat yang tepat bisa membantu mencegah banjir. Tentu saja harus ada pemilahan dan pengelolahan yang tepat. Misalnya, dibedakan antara sampah organik dan sampak anorganik. Sampah organik seperti potongan sayuran, sisa makanan yang dapat dijadikan sebagai pupuk kompos. Sampah anorganik yang dapat didaur ulang seperti sampah plastik, kaleng, dan kertas.
3. Rajin Membersihkan Saluran Air
Perbaikan dan pembersihan saluran air tentu harus ada. Di wilayah tertentu bisa diadakan secara gotong royong. Penjagaan ini harus dilakukan secara terus menerus dengan waktu berkala. Bukan hanya sampah yang terbuang di saluran air, namun juga sampah dari saluran air seperti tumbuhan-tumbuhan air yang telah mati, jika berkumpul juga akan menghambat saluran air. Tanaman-tanaman di sekitar sungai pun perlu ditanam sebanyak mungkin yang fungsinya untuk memperkuat bantaran sungai sehingga mencegah terjadinya longsor di bantaran ke sungai.
4. Mendirikan Bangunan/Konstruksi Pencegah Banjir
Bendungan, yang memiliki bentuk seperti kolam air raksasa. Fungsinya untuk tempat menampung air dengan ukuran yang sangat besar. Selain itu, bendungan dapat difungsikan untuk pengairan, tempat pemancingan, atau tempat untuk pembangkit tenaga listrik
Tanggul, yang merupakan bangunan yang berbentuk tembok yang memagari pinggiran sungai. Bangunan ini dibuat untuk mencegah air meluap ke daerah-daerah yang berada di sekitar sungai.
Kanal air, yang merupakan sungai buatan untuk mengalirkan air sungai sehingga air sampai ke laut.
5. Menanam Pohon atau Tanaman di Area Sekitar Rumah
Masalah nyata di kota-kota besar adalah sedikitnya jumlah permukaan tanah yang memiliki penyerapan air yang baik, untuk itu diperlukan sesuatu yang dapat menyerap air dengan baik. Salah satunya adalah dengan menanam pohon berbatang besar atau tanaman yang memiliki daya serap air tinggi, seperti tanaman pacar air, pohon mangga, pohon duku, pohon kenanga, dll di areal sekitar rumah anda. Tanaman dapat menyerap air melalui akar, yang selanjutnya akan diangkut menuju batang dan daun oleh jaringan xilem. Apabila masing-masing rumah di kampung anda memiliki minimal satu pohon, maka dapat dipastikan kampung anda dapat terhindar dari banjir.
6. Melestarikan Hutan
Kegiatan pembalakan di mana perjalanan di daerah pinggir sungai digemari menyebabkan tanah terkikis dan runtuh ke sungai. Keadaan yang sama juga terjadi bila aktivitas pembalakan yang giat dilakukan di lereng-lereng bukit. Karena itu pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik untuk mengatasi masalah banjir, karena hutan dapat dijadikan kawasan tadahan yang mampu menyerap air hujan dari mengalir terus ke bumi. Dengan melakukan reboisasi. Hutan dapat berfungsi sebagai bunga karang (sponge) dengan menyerap air hujan dan mengalir dengan perlahan-lahan ke anak-anak sungai. Ia juga bertindak sebagai filter dalam menentukan kebersihan dan kejernihan air. Hutan mampu menyerap air hujan dengan kisaran 20% banyaknya. Kemudian air hujan ini dibebaskan kembali ke atmosfir dalam reaksi kondensasi. Hanya dengan ini saja pengurangan air hujan dapat dilakukan.
7. Membuat Lubang Biopori
Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resapan air, mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.
Cara membuatnya cukup mudah, kita cukup membuat lubang di tanah dengan menggunakan bor tanah. Diameternya cukup 10 cm dengan panjang kira-kira sebesar 100 cm. Semakin banyak lubang biopori di halaman rumah, kita semakin aman dari bahaya banjir.
8. Membuat Sumur Serapan
Sumur resapan adalah sarana untuk penampungan air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur serapan berfungsi untuk membantu penyerapan air hujan ke dalam tanah dan kembali ke siklus air yang semestinya sehingga tidak menggenang di permukaan dan menyebabkan banjir. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah.
9. Proyek Pendalaman Sungai
Kebanyakan kejadian banjir berlaku karena kecetekan sungai. Jika sebelumnya sungai mampu mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa, kini pengaliran telah berkurang. Ini disebabkan proses pemendapan dan pembuangan bahan-bahan buangan. Langkah untuk menangani masalah ini adalah dengan menjalankan proses pendalaman sungai dengan mengorek semua lumpur dan kotoran yang terdapat di sungai. Bila proses ini dilakukan, sungai bukan saja menjadi dalam tetapi mampu mengalirkan jumlah air hujan dengan banyak.
10. Penggunaan Paving Stone untuk Jalan
Pembangunan jalan setapak dengan sistem paving block dapat membuat jalan lebih mudah menyerap air dibandingkan dengan penggunaan aspal, sehingga apabila hujan turun air banjir dapat terserap ke dalam tanah dengan cepat.
Di Negara berkembang seperti Amerika serikat telah diluncurkan jalan yang menggunakan photocatalytic cement, sebuah cara paving permukaan terbaru. Jalan ini mengandung partikel nano dari titanium dioksida. Dengan partikel ini, jalan tersebut mampu "memakan" asap dan menghapus gasnitrogen oksida dari udara. Selain itu, lebih dari 60 persen sisa kontruksi bisa didaur ulang.
Semoga menjadi hikmah..
source :
http://berbagi-10.blogspot.com/2013/12/10-cara-mengatasi-dan-mencegah-banjir.html
No comments:
Post a Comment